Ia mungkin belum dikategorikan sebagai sebuah game AAA yang pantas untuk
disandangkan dengan game-game action lain yang berhasil meraih basis fans
jutaan di seluruh dunia, namun kualitas Sniper Elite dari Rebellion Games,
boleh dikatakan, tidak pernah mengecewakan. Selama dua seri terakhir untuk jeda
waktu yang cukup lama, game ini berhasil menawarkan sensasi gameplay yang boleh
terbilang sesuai dengan nama yang ia usung, membawa Anda pada peran sebagai
seorang penembak jitu yang bertempur di era perang dunia kedua. Kesuksesan dan
cita rasa unik dua seri pertamanya akhirnya membawa Sniper Elite menuju sang
seri ketiga. Sebuah seri yang akhirnya dirilis beberapa minggu yang lalu.
Antisipasi terhadap seri teranyar ini memang terhitung cukup besar karena
beberapa fitur baru yang diklaim Rebellon akan diterapkan di Sniper Elite 3.
Tidak hanya sekedar efek kill cam yang tetap dipertahankan, tetapi juga
membawanya ke salah satu scene perang dunia kedua yang jarang sekali
mendapatkan perhatian – Afrika Utara. Mekanik dasarnya sendiri tetap
dipertahankan, namun dengan ekstra beberapa mekanik baru yang diharapkan
menawarkan sensasi perang yang lebih kompleks dan besar. Sebuah klaim yang
terlihat cukup menarik di beberapa screenshot dan trailer awal yang dirilis
selama beberapa bulan terakhir ini. Kesempatan untuk mencicipi game ini secara
langsung akhirnya tiba.
Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sniper Elite 3 ini? Mengapa kami
menyebutnya sebagai game acton shooter dengan ekstra kebebasan?
Plot
Sniper
Elite 3 akan membawa Anda kembali ke perang dunia kedua, namun di terrain yang
jarang dieksplorasi industri game sebelumnya – Afrika Utara.
Mengikuti timeline di dua seri sebelumnya, Anda tetap akan kembali berperan
sebagai penembak jitu andalan pasukan sekutu – Karl Fairburne yang kini tetap
terlibat usaha untuk menghentikan sepak terjang Nazi yang kian menyeramkan.
Namun kali ini perjalanan membawanya jauh dari daratan Eropa menuju Afrika
Utara. Sebuah misi besar menjadi tanggung jawab, sekaligus menentukan performa
pasukan Sekutu di wilayah tanpa belas kasihan tersebut.
Salah satu unit pasukan ternama Jerman –Afrika Korps berhasil membangun
kekuatan yang luar biasa di Afrika Utara, apalagi dengan tank Tiger yang
menjadi salah satu senjat autmaa mereka. Cukup untuk membuat pasukan Sekutu
yang berjuang di sana mulai rontok satu-persatu karena kekurangan tidak hanya
pasukan, tetapi juga persenjataan.
Nasib
pasukan sekutu di Afrika Utara berada di tangan Karl Fairburne, karakter utama
yang juga membintangi dua serI Sniper Elite sebelumnya.
Tidak
hanya menang jumlah personil dan senjata, Jerman juga kabarnya tengah
mengembangkan senjata super baru di medan perang gersang ini.
Berita yang jauh lebih buruk? Ada informasi intelijen yang menyebutkan bahwa
Jerman menjadikan wilayah tersebut sebagai ruang pembangunan dan uji coba
sebuah senjata super baru yang cukup untuk membawa bendera kemenangan pulang ke
Jerman. Tanggung jawab dan beban yang dipikul oleh Fairburne kini jauh lebih
besar dan berat.
Medan
pertempuran seperti apa yang harus dijalani oleh Fairburne? Senjata seperti apa
yang tengah dipersiapkan Jerman? Semua hal ini bisa Anda jawab dengan memainkan
Sniper Elite 3 ini.
Lantas, senjata super apa yang sebenarnya tengah dipersiapkan oleh Jerman di
Afrika Utara ini? Medan dan pertahanan seperti apa yang harus ditaklukkan oleh
Fairburne? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Sniper Elite 3
ini.
Kini
dengan Ekstra Kebebasan!
Jika
ada satu hal yang pantas untuk diacungi jempol dari Sniper Elite 3, adalah
kualitas visual dan desain yang meningkat cukup signifikan dibandingkan seri
sebelumnya.
Jika ada satu hal yang harus diacungi jempol dari Sniper Elite 3, adalah
keseriusan yang diperlihatkan Rebellion Games untuk menempatkan proyek teranyar
ini sebagai seri game untuk generasi gaming yang baru. Fakta bahwa ia juga
dirilis di Playstation 4 dan Xbox One tentu saja membawa tuntutan yang lebih
berat di sisi visual, dan Rebellion mengeksekusi hal tersebut dengan cukup
baik. Di setting terbaik PC, ia tampil dengan kualitas visual yang pantas untuk
diacungi jempol. Kita tidak hanya sekedar membicarakan teksur atau tata cahaya
yang ada, tetapi dari keseluruhan desain, termasuk kemampuannya menangkap
terrain Afrika yang gersang dan lapang dengan cukup baik. Setidaknya cukup
untuk menciptakan identitas uniknya sendiri, berbeda dengan dua seri Sniper
Elite di masa lalu.
Sementara di sisi gameplay? Tidak banyak berbeda dengan Sniper Elite 2.
Bermain dengan kacamata orang ketiga, Sniper Elite 3 memang lebih berfokus pada
pengalaman Anda sebagai seorang penembak jitu dan bertahan kuat dengan atmosfer
tersebut. Anda akan dibekali dengan tiga senjata utama sebagai “pintu” untuk
menyelesaikan beragam misi yang ditawarkan: senjata laras panjang yang menjadi
andalan utama, sebuah pistol sunyi, dan machine gun untuk berperang secara
terbuka. Misinya sendiri cukup jelas dan terbagi dalam bentuk yang tentu saja
familiar – dari menghancurkan objektif atau membunuh target tertentu. Untuk
Anda yang ingin menempuh jalan yang bebas resiko, selalu ada kesempatan untuk
melakukan takedown secara melee layaknya sebuah game action kebanyakan.
Seperti
sebagian besar game shooter yang kita kenal, misi akan berkisar menyelesaikan
objektif tertentu sebelum bisa melangkah lebih jauh.
Apakah
ini berarti Sniper Elite 3 hadir tanpa inovasi apapun? Tentu saja tidak. Ia
menawarkan sebuah fitur baru yang cukup esensial untuk sensasi gameplay yang
lebih kompleks – kebebasan.
Apakah ini berarti Sniper Elite 3 hanyalah sebuah game Sniper Elite 2 dengan
bungkusan berbeda? Untungnya, tidak. Jika ada satu hal yang membedakan
keduanya, adalah fakta bahwa Sniper Elite 3 hadir dengan lingkungan pertempuran
yang lebih luas dan terbuka. Apa maksudnya? Anda yang sempat mencicipi Sniper
Elite 2 tentu saja menyadari, bahwa perlahan namun pasti, game ini adalah
sebuah corridor shooter, dimana Anda hanya bisa bergerak di area yang bersifat
lurus sembari menetralisir semua ancaman yang Anda temukan. Sementara di Sniper
Elite 3, pertempuran berjalan di area luas, yang memungkinkan Anda untuk
menentukan sendiri apa yang ingin Anda lakukan untuk mencapai si misi utama.
Dan dari kebebasan ini, mengalirlah konsekuensi.
Ada begitu banyak cara untuk menyelesaikan misi Anda dalam skema dunia yang
terbuka seperti ini, dan Sniper Elite 3 memfasilitasi hal tersebut dengan cukup
baik, walaupun pada akhirnya lebih berfokus pada pendekatan stealth yang minim
resiko. Dengan tiga buah senjata utama yang diusung, Anda bisa memilih untuk
bermain dengan hanya mengandalkan takedown atau mungkin menjadikan sniper Anda
tak ubahnya palu godam milik Thor yang siap menghancurkan lawan dengan bunyi
menggelegar. Konsekuensi terburuk dari skenario kedua adalah posisi dan
eksistensi Anda diketahui oleh musuh, yang membuat Anda menjadi target mudah.
Sebagian besar dari mereka akan langsung mengejar Anda dan melemparkan peluru
secara akurat. Ingat, Fairburne bukanlah Rambo, dan beberapa peluru dari musuh
akan dengan mudah menundukkannya.
Dihadapkan
pada satu area besar yang terbuka, Anda bebas memilih metode yang Anda inginkan
untuk menyelesaikan objektif yang ada.
Tentu
saja dengan konsekuensinya sendiri-sendiri. Satu yang pasti, Anda tetap tidak
akan bisa memperlakukannya layaknya sebuah game Call of Duty.
Berangkat dari hal inilah, Anda disuguhkan dengan fakta bahwa lingkungan
juga bisa dimanfaatkan secara optimal untuk memastikan peran Anda sebagai
penembak jitu lebih bisa diandalkan. Di beberapa area misalnya, Anda bisa
menghancurkan mesin generator untuk membuat suara bising yang bisa
mengkamuflasekan suara sniper yang Anda hasilkan, sehingga membuat Anda tetap tidak
ketahuan. Alternatif lain adalah dengan bersembunyi di antara rerumputan tinggi
untuk memperkecil jarak pandang musuh dan membuat Anda lebih mudah bergerak.
Anda juga akan dibekali dengan beragam item untuk membantu perjalanan Anda,
dari sekedar batu untuk mengalihkan perhatian, hingga ranjau untuk melindungi
Anda dari serangan belakang. Apa yang terjadi jika posisi Anda diketahui oleh
musuh? Tenang saja, ini bukan akhir dunia. Yang perlu Anda lakukan hanyalah
berlari dari posisi awal hingga mode prajurit musuh berubah dari agresif,
sekedar mencari, hingga kembali lagi di posisi semula. Anda bisa menjadikan
siklus ini sebagai rutinitas membunuh semua musuh di area, jika memang tidak
terlalu tertarik bermain secara stealth.
Anda
bisa menggunakan lingkungan untuk mendapatkan keuntungan tersendiri dalam
pertempuran.
Mungkin
menyulitkan Anda ketika bertempur terbuka, AI yang ada tidak cukup untuk
menawarkan tantangan ketika bermain secara stealth. Ci luk ba!
Namun sayangnya, Sniper Elite 3 sendiri tidak menyuntikkan AI yang pantas
untuk ditakuti. Memang ia akan membuat Anda kewalahan jika Anda bersikeras
untuk bertahan di satu tempat ketika ketahuan dan mulai beraksi seperti di Call
of Duty. Aksi seperti ini akan membawa Anda pada kematian yang sering. Namun
jika Anda mulai memosisikan game ini sebagai sebuah game Sniper Elite, AI yang
ditawarkan akan terlihat seperti lelucon. Tantangan untuk bermain secara
stealth hanya akan bergantung pada seberapa sabar diri Anda, dan tidak karena
faktor gamenya sendiri. Ada banyak indikator yang memperlihatkan seberapa tersembunyi
Anda dan sangat bisa diandalkan. Ada kalanya musuh-musuh ini bahkan tidak
menyadari kehadiran Anda ketika Anda berdiam di depan mereka untuk beberapa
detik. Ditambah dengan pistol sunyi yang bisa Anda eksekusi? Hanya butuh
kesabaran.
Varian
item yang bisa Anda gunakan.
Modifikasi
loadout juga disertakan!
Sniper Elite 3 juga menghadirkan kesempatan untuk melakukan modifikasi
loadout yang Anda bawa dalam pertempuran sekaligus part senjata yang bisa Anda
gunakan, dengan konsekuensi efek yang juga berbeda. Sistem experience points
ditawarkan yang berujung pada sistem level. Untuk setiap kenaikan level yang
berhasil Anda capai, Anda akan bisa membuka akses terhadap alternatif senjata
tertentu.
And
then, It’s All About Testicles Shot!
Is
that a bullet?
Namun pada akhirnya, jika kita membicarakan mengapa Sniper Elite begitu
fenomenal di masa lalu, adalah fakta bahwa ia menghasilkan rasa puas yang tiada
tara ketika fitur sinematik X-Ray Kill Cam muncul di layar. Berhasil membidik
tepat titik vital musuh Anda dan mengeksekusinya dengan senapan laras panjang
Anda akan membawa Anda pada perjalanan sinematik, melihat bagaimana satu peluru
tersebut bergerak dengan kecepatan suara menembus tubuh musuh yang berada di
hadapan Anda. Sensasi bahwa Anda tak ubahnya seorang malaikat kematian yang
datang hanya untuk menjemput nyawa pasukan Jerman yang brutal tersebut
disempurnakan di Sniper Elite 3 ini, dengan wujud anatomi tubuh manusia yang
lebih disempurnakan.
Kepuasan
melihat peluru yang Anda lontarkan dalam gerak lambat masih mewarnai Sniper
Elite 3 ini.
Apalagi
dengan detail organ yang lebih baik.
Goodbye
BALLS!
Rebellion menyuntikkan detail organ dalam dan tulang yang lebih baik, dengan
efek peluru yang kini diproyeksikan lebih destruktif dan mendetail. Walaupun
masih ada kesan ragdoll physics yang kentara ketika hal tersebut berhasil
dieksekusi, namun tetap ada kepuasan tersendiri untuk melihat hati, jantung,
atau ginjal mereka berantakan karena satu peluru yang Anda luncurkan. Namun
bagi Anda yang sudah mencicipi Sniper Elite 2, Anda pasti tahu apa yang Anda
kejar di seri ketiga ini. Tenang saja, Anda masih bisa menghancurkan organ
reproduksi lawan Anda dan membawa mereka ke cara mati paling mengenaskan yang bisa
terpikirkan. Semuanya dilakukan dengan penuh senyuman.
Efek
yang sama kini juga muncul ketika Anda menghancurkan kendaraan yang ada.
Satu hal yang menarik, tidak lagi sekedar manusia, efek kill cam yang sama
kini juga diterapkan di kendaraan yang mungkin Anda temui selama
bertempur. Efek sinematik yang memperlihatkan bagaimana peluru Anda
menembus mesin mobil atau tangki bensin mereka kini juga ditawarkan, memberikan
sensasi bertarung yang cukup unik.
Kesimpulan
Sniper
Elite 3 boleh terbilang memenuhi ekspektasi dari apa yang ingin Anda cicipi dan
nikmati dari sebuah game Sniper Elite. Konsep medan pertempuran yang lebih
terbuka dan menawarkan kebebasan menentukan metode untuk menyelesaikan misi
menjadi perubahan positif yang pantas untuk diacungi jempol.
Cukup memenuhi ekspektasi yang diarahkan padanya, kalimat yang satu ini
tampaknya cukup untuk menggambarkan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan oleh
Sniper Elite 3 ini. Rebellion Games sendiri terhitung berhasil menyempurnakan
pengalaman bertempur yang lebih menantang dan kompleks berkat sistem dunia yang
kini lebih terbuka. Kebebasan untuk memilih metode untuk menyelesaikan
objektif juga menghasilkan konsekuensi yang pantas. Anda bisa bermain lebih
lama secara stealth dan minim resiko, atau menjadikan pertempuran Anda lebih
sedikit terbuka, resiko besar, tetapi lebih cepat. Fakta bahwa Anda bisa
menggunakan lingkungan untuk mendapatkan keuntungan tersendiri juga menjadi
tambahan yang luar biasa. Namun pada akhirnya, seperti di seri-seri sebelumnya,
kepuasan menikmati X-Ray Kill Cam-nya lah yang membuat franchise ini mudah
untuk dinikmati kembali. Dengan detail anatomi yang lebih baik dan kesempatan
untuk kembali melancarkan testicles shot yang destruktif, Sniper Elite 3
memenuhi apa yang ingin Anda rasakan darinya.
Waluapun demikian, ada beberapa masalah yang masih terlihat jelas di game
yang satu ini, salah satunya adalah AI yang tidak konsisten. Ia mungkin akan
merepotkan Anda ketika Anda mulai bertempur terbuka tanpa ingin berpindah sama
sekali, namun tidak akan menawarkan tantangan berarti ketika Anda bermain
stealth secara penuh. Kekurangan kedua adalah efek destruktif pada tubuh yang
masih belum terasa sempurna, terutama efek ragdoll yang masih sering muncul dan
memperlihatkan gerak tubuh mayat yang canggung. Catatan lain ada bug gerakan
yang masih sering ditemui, seperti penembak jitu musuh yang terkadang tiba-tiba
melayang sedikit di udara ketika berjalan menuruni tangga.
Namun terlepas dari kekurangan tersebut, Sniper Elite 3 boleh terbilang
memenuhi ekspektasi dari apa yang ingin Anda cicipi dan nikmati dari sebuah
game Sniper Elite. Konsep medan pertempuran yang lebih terbuka dan menawarkan
kebebasan menentukan metode untuk menyelesaikan misi menjadi perubahan positif
yang pantas untuk diacungi jempol. Di satu sisi, Anda bisa mencicipi sensasi
Sniper Elite yang selama ini Anda kenal, namun di sisi yang lain, Anda juga
bisa merasakan bahwa franchise ini tumbuh secara gameplay. Sebuah seri yang
pantas untuk diacungi jempol.
Kelebihan
Kill
cam yang tidak pernah membosankan.
- Kualitas
visual yang memesona
- Desain Afrika Utara yang “segar”
- Skema medan pertempuran yang terbuka
- Kebebasan menentukan metode
- Jumlah item yang bisa digunakan
- Lingkungan yang kini juga memiliki peran tersendiri
- X Ray Kill Cam yang selalu memunculkan rasa puas
Kekurangan
AI
yang tidak terlalu menantang ketika Anda bermain secara stealth.
- AI yang
lemah ketika Anda bermain stealth
- Efek ragdoll yang terkadang masih terlihat
- Bug
- Cerita yang tidak terlalu kuat
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan sensasi pertempuran third person ala Gears of War, yang tidak suka dengan konsep penembak jitu